J u l i

terlalu banyak kehilangan-kehilangan
yang tidak cukup apabila ‘ku tulis di sini.

cukup aku, dan beberapa orang di sekitarku
yang turut merayakan kehilangan ini.

terima kasih sudah menguatkan,
sudah menenangkan,
dan sudah menjadi orang yang menyenangkan
sekaligus menyebalkan,
dua puluh empat per tujuh.

rasanya, terima kasih saja tidak cukup untuk
membalas seluruh kebaikanmu,
sejak dulu
hingga kini.

oleh karena itu,
nanti,
datanglah lagi.

ketika bapak dan ibuk sudah siap, mantu lagi.

 

Ketika 20.21

bertambahnya usia belum tentu seiring bertambahnya tingkat kedewasaan. belum tentu pula bertambah tingkat keimanan dan ketakwaan.

bertambahnya usia merupakan tanda, bahwa waktu yang telah ditentukan semakin dekat. karena kita tidak akan pernah tahu kapan waktu itu tiba.

entah, kenapa ada yang tiba-tiba ngirim gambar beserta caption seperti itu. Continue reading “Ketika 20.21”

Dear, Din

akhirnya, setelah seharian cuma tidur-tiduran sampe badan sakit semua, malam ini sambil maskeran aku coba nulis lagi di sini.

Hai, Din. Apa kabar?

ngga jelas banget ya, kenapa tiba-tiba nulis ini. jadi, ceritanya tadi pagi aku ngga ada kerjaan, karena emang hari ini libur. kamu juga libur kan? iyalah. nah, aku iseng tuh liatin snapgram temen-temen, trus ada yang post GSP. wah, seketika, ngga ngerti kenapa aku langsung inget kamu!

mungkin gara-gara kita pernah Continue reading “Dear, Din”